Pembelajaran IPS bukan merupakan mata pelajaran yang hanya mengutamakan hafalan. Namun, Mata Pelajaran IPS bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang fakta serta materi yang harus diingat dan diimplementasikan untuk menumbuhkan rasa sadar akan tanggung jawab dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS tersebut diperlukan seperangkat rencana yang dijadikan sebagai elemen penting pedoman pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, memperhatikan elemen kurikulum pada setiap pada pelajaran merupakan kewajiban para pelaksana pembelajaran di Sekolah. Penelitian melalui studi literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi elemen kurikulum mata pelajaran IPS di tingkat Sekolah dasar, dengan tujuan artikel ini dapat menjadi sumber referensi elemen pokok kurikulum Mata Pelajaran IPS untuk tingkatan Sekolah Dasar. Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang sesuai, kemudian dilakukan diskusi secara naratif. Hasil diskusi memastikan bahwa kurikulum IPS di tingkat Sekolah Dasar mencakup empat komponen yaitu tujuan, materi, strategi pembelajaran dan evaluasi. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar harus memperhatikan berbagai komponen tersebut yang dijabarkan pada aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran IPS. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar mampu menciptakan warga negara yang baik, mampu berfikir kritis dan memecahkan masalah Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Basicedu Vol 5 No 4 Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 JURNAL BASICEDU Volume 5 Nomor 4 Tahun 2021 Halaman 2027 - 2035 Research & Learning in Elementary Education Telaah Literatur ; Komponen Kurikulum IPS di Sekolah Dasar pada Kurikulum 2013 Jumriani1ļŖ, Syaharuddin2, Noorya Tasya Febrylia Witari Hadi3, Mutiani4, Ersis Warmansyah Abbas5 Pendidikan IPS Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia1,2,3,5 Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia4 E-mail jumriani syahar tasyafebrylia15 mutiani ersiswa Abstrak Model pembelajaran yang termuat dalam kurikulum 2013 salah satunya adalah model pembelajaran berbasis Pembelajaran IPS bukan merupakan mata pelajaran yang hanya mengutamakan hafalan. Namun, Mata Pelajaran IPS bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang fakta serta materi yang harus diingat dan diimplementasikan untuk menumbuhkan rasa sadar akan tanggung jawab dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS tersebut diperlukan seperangkat rencana yang dijadikan sebagai elemen penting pedoman pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, memperhatikan elemen kurikulum pada setiap pada pelajaran merupakan kewajiban para pelaksana pembelajaran di Sekolah. Penelitian melalui studi literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi elemen kurikulum mata pelajaran IPS di tingkat Sekolah dasar, dengan tujuan artikel ini dapat menjadi sumber referensi elemen pokok kurikulum Mata Pelajaran IPS untuk tingkatan sekolah dasar. Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang sesuai, kemudian dilakukan diskusi secara naratif. Hasil diskusi memastikan bahwa kurikulum IPS di tingkat sekolah dasar mencakup empat komponen yaitu tujuan, materi, strategi pembelajaran dan evaluasi. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran IPS di sekolah dasar harus memperhatikan berbagai komponen tersebut yang dijabarkan pada aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran IPS. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran IPS di tingkat sekolah dasar mampu menciptakan warga negara yang baik, mampu berfikir kritis dan memecahkan masalah. Kata Kunci Kunci; Kurikulum, IPS, Sekolah Dasar. Abstract Social studies learning is not a subject that only prioritizes memorization. However, Social Studies subjects aim to provide knowledge and understanding of facts and materials that must be remembered and implemented to foster a sense of responsibility in society, nation, and state. To achieve the social studies learning objectives, a set of plans is needed, which is an essential element of learning implementation guidelines. Therefore, paying attention to the curriculum elements in each lesson is the obligation of the implementers of learning in schools. This research through literature study aims to identify the elements of the social studies curriculum at the elementary school level, with the aim of this article being a reference source for the essential elements of the social studies curriculum at the elementary school level. A literature study was conducted to collect appropriate data and information; then, a narrative discussion was conducted. The discussion results ensure that the social studies curriculum at the elementary school level includes four components, namely objectives, materials, learning strategies, and evaluation. The success of implementing social studies learning in elementary schools must pay attention to the various components described in the aspects of planning, implementing, and evaluating social studies learning. This is intended so that social studies learning at the elementary school level can create good citizens, think critically, and solve problems. Keywords Curriculum, Social Studies, Elementary School Copyright c 2021 Jumriani , Syaharuddin, Noorya Tasya Febrylia Witari Hadi Mutiani, Ersis Warmansyah Abbas ļŖ Corresponding author Email jumriani ISSN 2580-3735 Media Cetak 1021 Efektivitas Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Dasarā Riski Tri Widyastuti, Gamaliel Septian Airlanda DOI Jurnal Basicedu Vol 5 No 4 Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 DOI ISSN 2580-1147 Media OnlinePENDAHULUAN Pendidikan IPS merupakan integrasi dari ilmu sosial dan humaniora yang disajikan secara ilmiah untuk kepentingan pendidikan. Pada tahun 1913 pendidikan IPS pertama kali digunakan di Amerika Serikat yang disebut sebagai social studies, diadopsi dari nama lembaga yang bergerak di bidang social studies Abbas, 2013 Numan, 2001 Muhammad Numan et al., Di Indonesia, IPS merupakan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. IPS tidak hanya diajarkan pada jenjang sekolah menengah pertama, melainkan diajarkan dari tingkat sekolah dasar. Sebagaimana tertulis pada Peraturan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Pada jenjang SD/MI IPS diajarkan secara terpadu yang mencakup beberapa ilmu-ilmu sosial yaitu sosiologi, sejarah, geografi, dan ekonomi Aslamiah et al., 2021; Erol, 2021. Pendidikan IPS penting diberikan kepada peserta didik di tingkat sekolah dasar agar mereka mampu mengenal kehidupan masyarakat dan lingkungan dengan didukung media pembelajaran seperti media cetak, media elektronik, media sosial bahkan secara langsung melalui pengalaman hidup sehari-hari di tengah masyarakat. Sebagaimana pembelajaran pendidikan IPS lebih mengedepankan aspek āPendidikanā dari pada āTransfer Konsepā Jumriani et al., 2021; Mariati et al., 2021, karena dengan belajar pendidikan IPS peserta didik diharapkan mendapatkan sejumlah pemahaman beberapa konsep tentang sikap, nilai, moral, dan keterampilan untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPS memiliki ciri khas kajian yang terintegrasi terpadu, interdisipliner, multidisipliner, bahkan krosdisipliner. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana pengembangan pendidikan IPS sebagai mata pelajaran di sekolah yang memiliki lingkup materi yang semakin luas terhadap kerumitan permasalahan sosial. Sesuai dengan tujuan dari mata pelajaran IPS adalah ingin membentuk warga negara yang mampu bersosial dengan baik dan memiliki keyakinan akan kehidupannya di tengah-tengah kekuatan sosial dan fisik, sehingga dapat menjadi seorang warga negara yang bertanggung jawab Fogarty & Pete, 2009. Pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan secara terpadu. Kemampuan kognitif peserta didik menurut Jean Piaget Dewantara & Paramartha, 2021 sudah berada pada fase konkret operasional 7-11 tahun, dimana pada fase ini peserta didik sudah dapat melakukan berbagai macam tugas yang konkret dengan mengembangkan tiga macam operasi berpikir yaitu mengenali sesuatu, mengingkari sesuatu, dan mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal. Materi yang diberikan tidak tertuju pada tiap-tiap disiplin ilmu sosial, melainkan penyajian materi disajikan secara tematik dengan mengaitkan pada kejadian sosial yang terjadi di sekitar peserta didik. Tema-tema sosial ini nantinya akan semakin berkembang dan meluas dari lingkungan peserta didik. Pembelajaran IPS bukan bertujuan untuk menjadi sebuah hafalan pada ingatan peserta didik dengan bermacam-macam fakta serta materi yang harus diingat, tetapi pembelajaran IPS ditujukan agar menumbuhkan rasa sadar akan tanggung jawab pada hak atas dirinya sendiri serta kewajibannya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pembelajaran IPS diharapkan mampu melatih keterampilan peserta didik baik itu keterampilan secara intelektual maupun secara fisik dalam mengidentifikasi dan menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar tidak lepas dari elemen kurikulum. Kurikulum berperan penting bagi pembelajaran. Kurikulum merupakan pedoman pelaksanaan setiap aktivitas pembelajaran dan tidak terpisahkan pada sistem pendidikan Bahri, 2017; Djamarah & Zain, 2006; Mutiani, Sapriya, et al., 2021. Kurikulum memiliki elemen yang harus menjadi bagian pada suatu mata pelajaran yang bertujuan untuk pencapaian pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik. 2029 Telaah Literatur ; Komponen Kurikulum IPS di Sekolah Dasar pada Kurikulum 2013 ā Jumriani , Syaharuddin, Noorya Tasya Febrylia Witari Hadi, Mutiani, Ersis Warmansyah Abbas DOI Jurnal Basicedu Vol 5 No 4 Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 Penelitian terkait pembelajaran pada tingkat Sekolah Dasar telah dilakukan oleh Mutiani 2021 Mutiani, Sapriya, et al., 2021 Mutiani, Supriatna, et al., 2021. Hasil penelitian memastikan bahwa pembelajaran di tingkat sekolah dasar mengedepankan isu kontekstual dengan tujuan agar peserta didik mampu untuk melakukan elaborasi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Berbeda dengan penelitian tersebut, artikel ini mendeskripsikan pembelajaran IPS dilihat dari konteks elemen kurikulum pembelajaran. Oleh karena itu, penulisan artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan elemen kurikulum IPS pada tingkat sekolah dasar. Artikel ini diharapkan menjadi sumber referensi teoritis terkait elemen kurikulum mata pelajaran IPS untuk tingkat Sekolah Dasar. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan dan mempelajari berbagai studi pustaka dan literatur. Studi Literatur dilakukan dengan mengumpulkan data atau sumber yang sesuai dengan topik yang telah ditentukan melalui jurnal, buku, dan pustaka lainnya Snyder, 2019. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder sebagai sumber referensi dan laporan dari badan penelitian yang akurat serta relevan dengan konsep kurikulum, mata pelajaran IPS dan pembelajaran di sekolah dasar. Data atau informasi yang didapatkan, selanjutnya disusun berdasarkan tujuan penulisan hingga dapat dipertanggungjawabkan. Analisis data dalam artikel terdiri dari dua tahap yaitu proses reduksi data dan penyajian data. Reduksi data dilakukan untuk mempermudah penulis memilih data dari berbagai. Sedangkan penyajian data dilakukan dalam bentuk narasi. Hasil pembahasan serta simpulan pada artikel ini merupakan hasil dari analisis dari berbagai sumber ilmiah yang relevan untuk membahas elemen kurikulum pada mata pelajaran IPS pada tingkat sekolah dasar. HASIL DAN PEMBAHASAN Kurikulum memiliki fungsi dalam pendidikan, yaitu sebagai perangkat dalam proses tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum memiliki komponen utama dan komponen penunjang yang saling terhubung satu sama lain yang bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan. Komponen kurikulum merupakan satu sistem yang saling berkaitan tidak bisa dipisahkan satu sama lain sehingga merefleksikan satu kesatuan yang utuh. Komponen kurikulum merupakan bagian penting pada proses pembelajaran Hamalik et al., 2007; Hamalik, 2019; Maryati, 2020. Terdapat empat komponen utama kurikulum yaitu tujuan, materi, strategi pembelajaran, dan evaluasi. Komponen Tujuan Pada Kurikulum IPS SD Tujuan adalah komponen kurikulum yang sangat mendasar. Pada Permendikbud No. 69 Tahun 2013 dijelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah menciptakan dan mempersiapkan masyarakat Indonesia yang memiliki kemampuan untuk hidup sebagai warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, afektif dan mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Di Indonesia, tujuan pendidikan nasional ditetapkan dalam keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR, yang dimuat dalam GBHN dan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tujuan umum akan dapat tercapai dengan menjadikan tujuan-tujuan yang ada dibawahnya sebagai perantara intermedia. Dari tujuan tersebut maka terbentuklah suatu hierarki yang saling terkait dan mempengaruhi. Hierarki tujuan tersebut selengkapnya digambarkan sebagai berikut 2030 Telaah Literatur ; Komponen Kurikulum IPS di Sekolah Dasar pada Kurikulum 2013 ā Jumriani , Syaharuddin, Noorya Tasya Febrylia Witari Hadi, Mutiani, Ersis Warmansyah Abbas DOI Jurnal Basicedu Vol 5 No 4 Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 Gambar 1 Hierarki Tujuan Pendidikan Sumber Hernawan & Andriyani, 2011 Pada hierarki tergambar hubungan antara setiap elemen. Begitupun pada mata pelajaran IPS. Adapun tujuan dari mata pelajaran IPS, pertama, membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan bermasyarakat. Kedua, membekali peserta didik dengan kemampuan memahami, menelaah dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Ketiga, membekali peserta didik dengan menyadari nilai-nilai sosial dan kemanusiaan serta sikap berkomitmen. Keempat, membekali peserta didik dengan berbagai ilmu serta keahlian yang membuat peserta didik mampu berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dengan baik. Kelima, membekali peserta didik dengan menyadari pentingnya lingkungan hidup yang menjadi tempat berjalan kehidupan yang tidak terpisahkan dengan keterampilan yang disertai dengan sikap mental yang positif. Keenam, membekali peserta didik dengan kemampuan pengetahuan dan keilmuan IPS yang harus dikembangkan dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu dan teknologi Sapriya & Nurdin, 2006; Subiyakto & ABBAS, 2020; Sukmadinata, 2010. Komponen Materi Pada Kurikulum IPS SD Materi dalam kurikulum merupakan suatu hal yang disampaikan kepada peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Isi kurikulum mencakup berbagai jenis dan program dari bidang studi yang diajarkan. Materi berisikan hasil observasi, data, fakta-fakta, penginderaan, pemecahan masalah yang berdasarkan dari pemikiran dan pengalaman yang disusun pada bentuk gagasan, generalisasi, pemecahan masalah, konsep, dan prinsip Nasution & Lubis, 2018 Rodiyana & Puspitasari, 2020. Materi pada mata pelajaran IPS yang dapat diajarkan kepada peserta didik, tidak hanya bersumber dari kehidupan sehari-hari tetapi juga dapat berasal dari buku-buku novel, buku-buku cerita, koran, jurnal, majalah, makalah yang dapat dibaca oleh peserta didik sebagai sumber materi pembelajaran IPS yang berguna dalam membina kepribadian peserta didik. Mata pelajaran IPS di SD terdiri dari berbagai disiplin ilmu, yaitu geografi, sosiologi, ekonomi, dan sejarah. Pada kurikulum 2013 materi pembelajaran IPS memiliki perbedaan yang sangat jauh dari kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum 2013 IPS tidak menjadi suatu mata pelajaran. Tujuan Umum Pendidikan Tujuan Pendidikan Nasional Tujuan Lembaga/Satuan Tujuan Pengajaran/Kurikuler Tujuan Mata Pelajaran 2031 Telaah Literatur ; Komponen Kurikulum IPS di Sekolah Dasar pada Kurikulum 2013 ā Jumriani , Syaharuddin, Noorya Tasya Febrylia Witari Hadi, Mutiani, Ersis Warmansyah Abbas DOI Jurnal Basicedu Vol 5 No 4 Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 Bukan berarti pembelajaran IPS di SD dihilangkan, akan tetapi justru pembelajaran IPS di SD terintegrasi dengan mata pelajaran yang lain seperti Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan secara terpadu sesuai dengan tema yang dibahas Nuryadi & Setiana, 2020; Wahidah et al., 2021 . Komponen Strategi Pembelajaran Pada Kurikulum IPS SD Pada proses pengkajian kurikulum terdapat komponen yang penting yaitu strategi pembelajaran baik secara makro maupun mikro. Strategi pembelajaran mencakup prosedur, metode, model, dan teknik yang digunakan dalam menyajikan bahan atau isi kurikulum. Strategi pembelajaran merupakan suatu tindakan guru yang realistis dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Strategi juga dapat diistilahkan sebagai suatu taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan kurikulum secara sistematik dan sistemik. Tercapainya tujuan pembelajaran erat kaitannya dengan kemampuan dalam memutuskan strategi pembelajaran apa yang digunakan. Sebelum menentukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi, guru harus paham dengan tujuan pembelajaran. Dalam pemilihan strategi pembelajaran terdapat tiga faktor yang harus diperhatikan yaitu, belajar, lingkungan belajar, dan besar kecilnya kelompok belajar. Terdapat dua pendekatan penyampaian materi isi kurikulum, pertama pendekatan yang berpusat pada guru yang mana guru lebih berperan dominan dibandingkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Kedua lebih memusatkan kepada peserta didik, dimana peserta didik lebih dominan daripada gurunya dalam proses pembelajaran Bambang et al., 2017; Siska, 2016. Pada pemilihan strategi pembelajaran terdapat beberapa kriteria yang menjadi landasan dalam pemilihan yaitu, strategi yang diorientasikan terhadap tugas pembelajaran, memiliki hubungan terhadap materi pembelajaran, teknik yang digunakan terfokus terhadap tujuan yang hendak dicapai, dan yang terakhir adalah penggunaan media pembelajaran yang mampu memberikan rangsangan terhadap indera para peserta didik Syaharuddin & Mutiani, 2020. Beberapa strategi pembelajaran IPS yang dapat digunakan secara individu maupun kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik yaitu 1. Strategy Exposition, materi pembelajaran diberikan kepada peserta didik yang berbentuk sudah jadi sehingga akan dengan mudah peserta didik untuk menguasai materi tersebut. Misalnya, peserta didik ditugaskan untuk menyebutkan tanggal lahirnya Presiden pertama Bapak Ir. Soekarno, maka akan lebih tepat menggunakan strategy exposition dikarenakan materi yang diberikan merupakan materi yang pasti. 2. Strategy Discovery, peserta didik mencari sendiri materi pembelajaran yang akan dipelajari dari berbagai sumber dengan berbagai aktivitas yang dapat dilakukan. Misalnya, peserta didik agar dapat menjelaskan hal yang melatar belakangi terjadinya perang banjar, untuk mencapai kemampuan tersebut maka strategy discovery merupakan strategi yang cocok dikarenakan perlu sebuah usaha bagi peserta didik untuk menyerap berbagai informasi. Komponen Evaluasi Pembelajaran Pada Kurikulum IPS SD Evaluasi bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap pencapaian tujuan pembelajaran dan untuk melakukan penilaian terhadap proses implementasi kurikulum secara keseluruhan dan termasuk penilaian terhadap kegiatan evaluasi itu sendiri. Kegiatan tersebut dapat menghasilkan feedback agar dapat memperbaiki dan menyempurnakan komponen-komponen kurikulum yang dikembangkan. Hasil evaluasi memiliki fungsi yaitu, sebagai input dalam menentukan keputusan pada kurikulum dan pendidikan. Hal ini ditujukan kepada pemegang kebijakan terhadap pendidikan serta petugas pengembang kurikulum maupun pelaksana kurikulum, yaitu guru dan kepala sekolah. Konsep evaluasi kurikulum dapat dipandang secara luas, yaitu seluruh komponen dan kegiatan pendidikan yang mencakup evaluasi. Evaluasi kurikulum harus mencakup dua dimensi, yaitu dimensi kualitas 2032 Telaah Literatur ; Komponen Kurikulum IPS di Sekolah Dasar pada Kurikulum 2013 ā Jumriani , Syaharuddin, Noorya Tasya Febrylia Witari Hadi, Mutiani, Ersis Warmansyah Abbas DOI Jurnal Basicedu Vol 5 No 4 Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 dan dimensi kuantitas. Dimensi pertama membahas mengenai tujuan-tujuan yang harus dievaluasi dengan penekanan pada proses pencapaian tujuan tersebut, sedangkan untuk dimensi yang kedua membahas mengenai banyaknya program yang dievaluasi. Berbagai macam bentuk penilaian semua kompetensi dasar yang digunakan dalam pelaksanaan evaluasi pada pembelajaran IPS di SD terdapat tiga kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan Mutiani, Sapriya, et al., 2021 Rahayu et al., 2021. Pertama, Kompetensi Sikap. Penilaian sikap bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap peserta didik dalam bersikap pada saat proses pembelajaran. Karakteristik penilaian sikap memiliki perbedaan dengan komponen yang lain pengetahuan dan keterampilan, hal tersebut berkaitan dengan pendekatan penilaian yang dilakukan harus menyesuaikan dengan objek yang dinilai. Penilaian sikap memiliki tujuan untuk membina perilaku peserta didik yang disesuaikan dengan norma-norma yang berlaku sehingga peserta didik memiliki perilaku yang baik. Pada kompetensi sikap penilaian dapat dilakukan dengan cara melakukan observasi atau pengamatan, dan teknik lain yang relevan sehingga pelaporannya menjadi tanggung jawab guru. Komponen sikap meliputi sikap spiritual dan sikap sosial dan emosional. Sikap adalah dimensi IPS yang penting karena dengan sebuah tindakan dapat menjadikan peserta didik aktif dalam belajar dan berperilaku secara konkret dan praktis. Peserta didik dapat belajar dari apa yang diketahuinya dan memikirkan tentang isu-isu sosial yang ada di masyarakat untuk dapat dipecahkan, sehingga akan memberika kejelasan kepada peserta didik untuk melakukan bagaimana caranya memecahkan masalah-masalah tersebut, dan membuat peserta didik menjadi warga negara yang efektif di masyarakat. Dimensi sikap dapat diajarkan kepada peserta didik pada semua jenjang kelas kurikulum IPS. Dimensi sikap dalam pembelajaran IPS meliputi tiga model aktivitas sebagai berikut 1. Percontohan kegiatan dalam memecahkan masalah di kelas, seperti cara bernegosiasi dan bekerjasama. Misalnya, peserta didik di kelas 1 SD memberikan pendapat kepada gurunya tentang pasar tradisional mana saja yang sudah didatanginya, dan memberikan pilihan kepada peserta didik pasar tradisional mana yang paling bagus, bersih, dan murah dengan sudut pandang dari peserta didik tersebut. 2. Berkomunikasi dengan anggota masyarakat dapat diciptakan dengan memberikan tanggung jawab kepada peserta didik untuk melakukan tugasnya. 3. Pengambilan keputusan yang dapat dijadikan sebagai kegiatan didalam kelas, terkhusus kepada peserta didik yang mau diajak berdisukusi dan memecahkan sebuah masalah. Kedua, Kompetensi Pengetahuan. Pada pembelajaran IPS penilaian kompetensi pengetahuan KI-3 biasanya pengaplikasiannya menggunakan bermacam-macam bentuk penilaian. Guru harus mampu untuk mencatat setiap materi pembelajaran IPS yang bertujuan untuk menentukan bentuk penilaian yang disesuaikan terhadap kompetensi yang dinilai. Melakukan sebuah perencanaan dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP merupakan suatu awalan dalam tahap proses penilaian. Predikat penilaian yang digunakan terhadap penilaian KI-3, yaitu A Sangat Baik, B Baik, C Cukup, D Kurang, serta deskripsi. Ada berbagai macam bentuk penilaian yang digunakan, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Setiap orang memiliki wawasan tentang pengetahuan sosial yang berbeda-beda. Secara konseptual, pengetahuan hendaknya mencakup fakta, konsep, dan generalisasi yang dipahami oleh peserta didik. Fakta merupakan data yang terperinci tentang sebuah peristiwa, objek, orang, dan semua hal-hal yang terjadi. Kaitannya dengan pembelajaran IPS peserta didik diharapkan mampu mengenal berbagai jenis fakta khususnya yang terkait dengan kehidupannya. Beberapa fakta yang dapat diajarkan kepada peserta didik kelas 1 misalnya, ada dua orang temannya di kelas tidak hadir, atau kakak kelasnya sedang berolahraga di lapangan. Fakta yang diberikan kepada peserta didik diharapkan dapat disesuaikan dengan usia dan tingkat kemampuan berpikirnya. Misalnya, untuk peserta didik di tingkat SD fakta yang diberikan bisa berupa sebuah kejadian peristiwa, objek, dan hal-hal yang bersifat konkret Hidayah, 2015; Mifroh, 2020; Mutiani, Sapriya, et al., 2021. 2033 Telaah Literatur ; Komponen Kurikulum IPS di Sekolah Dasar pada Kurikulum 2013 ā Jumriani , Syaharuddin, Noorya Tasya Febrylia Witari Hadi, Mutiani, Ersis Warmansyah Abbas DOI Jurnal Basicedu Vol 5 No 4 Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 Ketiga, Kompetensi Keterampilan. Pada pembelajaran IPS penilaian kompetensi keterampilan KI-4 pengaplikasiannya dilakukan dengan cara kompetensi yang diidentifikasi dengan tujuan agar dapat menentukan penilaian yang tepat. Penelitian KI-4 memiliki tujuan yaitu, untuk mengukur sejauh mana peserta didik telah menguasai dan mengetahui pengetahuan yang telah didapat selama proses pembelajaran yang dapat digunakan oleh peserta dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian KI-4 menggunakan predikat yang sama dengan penilaian-penilaian kompetensi yang lain. Berbagai macam bentuk penelitian yang dapat digunakan dalam proses penilaian KI-4 pada pembelajaran IPS di SD yaitu, penilaian proyek, kinerja, dan portofolio Imtinah et al., 2020 Syaharuddin & Mutiani, 2020. Pendidikan IPS sangat memperhatikan dengan dimensi keterampilan disamping pemahaman dalam dimensi pengetahuan. Terdapat empat keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik yaitu keterampilan meneliti, keterampilan berpikir dan keterampilan sosial. KESIMPULAN Ilmu Pengetahuan Sosial IPS diajarkan dari jenjang Sekolah Dasar. IPS sebagai mata pelajaran memiliki tujuan untuk menghasilkan warga negara yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat dan bangsanya serta memiliki kecakapan dan keterampilan sosial bahkan emosional agar mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budayanya. Ketercapaian tujuan IPS sebagai mata pelajaran di sekolah dasar tidak lepas dari peran serta elemen sekolah dalam melaksanakan kurikulum. Kurikulum merupakan dasar dalam pelaksanaan pembelajaran IPS. Komponen kurikulum pada mata pelajaran IPS di tingkat sekolah dasar mencakup empat aspek yaitu tujuan, materi, strategi pembelajaran, komposisi organisasi, dan evaluasi. Berbagai komponen tersebut menjadi satu kesatuan yang terstruktur dalam proses pelaksanaannya. Oleh karena itu dalam pelaksanaan, setiap elemen di sekolah dasar harus memahami berbagai elemen tersebut, agar dalam pelaksanaan pembelajaran tidak lepas dari pedoman kurikulum. DAFTAR PUSTAKA Abbas, E. W. 2013. Mewacanakan Pendidikan IPS Cetakan Ke. Wahana Jaya Abadi. Http// Aslamiah, A., Abbas, E. W., & Mutiani, M. 2021. 21st-Century Skills And Social Studies Education. The Innovation Of Social Studies Journal, 22, 82ā92. Bahri, S. 2017. Pengembangan Kurikulum Dasar Dan Tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 111, 15ā34. Https// Bambang, S., Syaharuddin, S., & Gazali, R. 2017. Nilai-Nilai Gotong Royong Pada Tradisi Bahaul Dalam Masyarakat Banjar Di Desa Andhika Sebagai Sumber Pembelajaran IPS. Vidya Karya, 31. Https// Dewantara, I. P. M., & Paramartha, A. A. G. Y. 2021. How Integrated Is The 2013 Primary School Curriculum? 2nd International Conference On Technology And Educational Science ICTES 2020, 296ā304. Https// Djamarah, S. B., & Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Rineka Cipta, 46. Erol, H. 2021. Reflections On The 21st Century Skills Into The Curriculum Of Social Studies Course. International Journal Of Education And Literacy Studies, 92, 90ā101. Https// Fogarty, R. J., & Pete, B. M. 2009. How To Integrate The Curricula. Corwin Press. 2034 Telaah Literatur ; Komponen Kurikulum IPS di Sekolah Dasar pada Kurikulum 2013 ā Jumriani , Syaharuddin, Noorya Tasya Febrylia Witari Hadi, Mutiani, Ersis Warmansyah Abbas DOI Jurnal Basicedu Vol 5 No 4 Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 Hamalik, O. 2019. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Http// Hamalik, Oemar, Tohirin, Umar, & Mahmud, M. 2007. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah Berbasis Integrasi. PT. Raja Grafindo Persada. Hernawan, A. H., & Andriyani, D. 2011. Hakikat Kurikulum Dan Pembelajaran. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran EKOP. Hidayah, N. 2015. Pembelajaran Tematik Integratif Di Sekolah Dasar. TERAMPIL Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, 21, 34ā49. Https// Imtinah, N., Subiyakto, B., & Mutiani, M. 2020. The Use Of Video Traders Confection Activity In The Sudimampir Market As A Learning Media On Social Studies. The Kalimantan Social Studies Journal, 21, 48ā55. Https// Jumriani, J., Mutiani, M., Putra, M. A. H., Syaharuddin, S., & Abbas, E. W. 2021. The Urgency Of Local Wisdom Content In Social Studies Learning Literature Review. The Innovation Of Social Studies Journal, 22, 103ā109. Mariati, M., Abbas, E. W., & Mutiani, M. 2021. The Social Science Contribution Through Social Studies Learning. The Innovation Of Social Studies Journal, 22, 110ā120. Maryati, S. 2020. Inovasi Kurikulum Berdasarkan Komponen Kurikulum Strategi Dan Evaluasi. AL-KARIM, 52, 51ā66. Https// Mifroh, N. 2020. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Di SD/MI. JPT Jurnal Pendidikan Tematik, 13, 253ā263. Https// Muhammad Numan, S., Rohmat, M., & Dedi, S. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS Memandai 70 Tahun Usia Prof. Muhammad Numan Somantri, Guru Besar Senior PPS Dan FPIPS UPI. PT. Remaja Rosdakarya. Mutiani, M., Sapriya, S., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Jumriani, J. 2021. Pembinaan Etika Peserta Didik Melalui Pembelajaran Tematik-Integratif Di Sekolah Dasar. EDUKATIF JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 33, 704ā709. Https// Mutiani, M., Supriatna, N., Abbas, E. W., Rini, T. P. W., & Subiyakto, B. 2021. Technological, Pedagogical, Content Knowledge TPACK A Discursions In Learning Innovation On Social Studies. The Innovation Of Social Studies Journal, 22, 135ā142. Nasution, T., & Lubis, M. A. 2018. Konsep Dasar IPS. Samudra Biru. Http// Numan, S. M. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Nuryadi, N., & Setiana, D. S. 2020. Kajian Kurikulum Sekolahdasar Dan Menengah. GRAMASURYA. Http// Rahayu, R., Abbas, E. W., & Jumriani, J. 2021. Social Studies Lesson Planning For Children With Intellectual Disabilities In The Pembina State Special School Of South Kalimantan Province. The Kalimantan Social Studies Journal, 22, 160ā169. Https// Rodiyana, R., & Puspitasari, W. D. 2020. Perspektif Kurikulum IPS Sekolah Dasar Era Digital. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, 2, 817ā833. Sapriya, S., & Nurdin, S. 2006. Konsep Dasar IPS. Siska, Y. 2016. Konsep Dasar IPS Untuk SD/MI. Garudhawaca. Https// 2035 Telaah Literatur ; Komponen Kurikulum IPS di Sekolah Dasar pada Kurikulum 2013 ā Jumriani , Syaharuddin, Noorya Tasya Febrylia Witari Hadi, Mutiani, Ersis Warmansyah Abbas DOI Jurnal Basicedu Vol 5 No 4 Tahun 2021 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 Snyder, H. 2019. Literature Review As A Research Methodology An Overview And Guidelines. Journal Of Business Research, 104, 333ā339. Https// Subiyakto, B., & ABBAS, E. W. 2020. Strategi Pembelajaran IPS Konsep Dan Aplikasi. Http// Sukmadinata, N. S. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Prakteknya. Bandung PT Remaja Rosdakarya Offset. Syaharuddin, S., & Mutiani, M. 2020. Strategi Pembelajaran Ips Konsep Dan Aplikasi. Program Studi Pendidikan IPS Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat. Http// Wahidah, M. N., Putro, H. P. N., Syaharuddin, S., Prawitasari, M., Anis, M. Z. A., & Susanto, H. 2021. Dinamika Pendidikan Dasar Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin 1986-2019. PAKIS Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial, 11. Https// ... IPS merupakan salah satu bidang studi diajarkan di sekolah dasar dan diintegrasikan dalam kurikulum 2013. Mata pelajaran IPS mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaria serta kegiatan dasar manusia, yaitu geografi, sosiologi, ekonomi, dan sejarah Chaerunisa, Latief, Muhammadiyah, & Hamka, 2021;Jumriani, Syaharuddin, & Mutiani, 2021. Pelajaran IPS mengajak siswa untuk belajar tentang tingkah laku mausia sebagai anggota masyarakat. ...Ni Made Arini Ni Made Arini I Gde Wawan SudathaBahan ajar adalah komponen yang digunakan saat kegiatan belajar yang berisikan materi ajar. Kurangnya sumber belajar yang dimiliki siswa berakibat pada kurangnya pemahaman siswa dan mempengaruhi hasil belajar siswa. Bahan ajar yang dipilih guru kecenderungan menitikberatkan hanya pada satu bahan ajar. Padahal banyak pilihan yang dapat digunakan salah satunya dengan menyusun bahan ajar dengan pendekatan heutagogy yang diintegrasikan dengan kearifan lokal sistem subak. Kenyataannya, belum banyak bahan ajar yang berkaitan dengan lingkungan siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar yang dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE. Data dikumpulkan dengan metode kuesioner dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan valid ditinjau dari hasil penilaian ahli, praktis ditinjau dari hasil penilaian praktisi dan respons siswa serta efektif terhadap hasil belajar IPS yang ditinjau dari hasil uji coba terhadap siswa.... Meningkatnya kualitas pendidikan di sekolah dasar dapat dilihat dari proses belajar dan hasil belajar [2]. Hasil belajar dan proses belajar merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan [3]. Kualitas proses belajar yang baik dapat mengembangkan potensi peserta didik melalui berbagai macam pelajaran salah satu diantaranya yaitu melalui muatan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. ...Qonita LuthfiahDewi SartikaTujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran IPS menggunakan metode karya wisata terhadap hasil belajar peserta didik. Metode Penelitian Dengan metode penelitian menggunakan penelitian kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 10 peserta didik kelas IV SD Negri 46/VII Tanjung II, dengan teknik pengambilan sampel adalah random sampling. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah angket karakter peduli sosial. Data yang didapatkan kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Temuan Utama Hasil yang didapatkan adalah terdapat pengaruh pada pembelajaran IPS menggunakan metode karya wisataterhadap hasil belajar peserta didik ditandai dengan nilai yang signifikan. Keterbaruan Penelitian Penggunaan metode pembelajaran yang beragam seperti karya wisata dapat menjadi sebuah inovasi baru bagi tenaga pendidik untuk elakukan kegiatan pembelajaran.... Pembelajaran IPS pada jenjang Sekolah Dasar tidak lagi berbentuk mata pelajaran, melainkan berbentuk muatan pembelajaran IPS yang tergabung didalam pembelajaran tematik. Pembelajaran IPS penting diberikan kepada peserta didik jenjang sekolah dasar agar mampu mengenal kehidupan masyarakat dan lingkungan [4]. Pentingnya pembelajaran IPS bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis [5]. ...Qonita LuthfiahFatimah FatimahTujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar IPS peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran karyawisata. Metode Penelitian Dengan metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 27 orang peserta didik kelas IV SDN 46/VII Tanjung II, dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Temuan Utama Hasil observasi dan wawancara dianalisis menggunakan teknik analisis dari milles dan huberman. Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran IPS dengan menggunakan metode karyawisata mendapatkan hasil belajar yang memuaskan guru dengan kategori baik karena peran seorang guru dalam memberikan pembelajaran dan peserta didik yang berantusias dalam belajar. Keterbaruan Penelitian Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian yang pernah dilakukan terkait pembelajaran berbasis karyawisata ini adalah penggunaan metode pembelajaran karya wisata candi muaro jambi terhadap hasil belajar peserta didik pada muatan pembelajaran IPS di sekolah dasar. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang metode pembelajaran karya wisata di candi muaro jambi.... Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan mempersiapkan ke masa depan. Semakin maju pengetahuan teknologi dan komunikasi, membicarakan kemajuan pendidikan, memikirkan apa yang dihadapi peserta didik di masa yang akan datang Jumriani et al., 2021;Persada et al., 2020. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori, dan fakta, tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari Asriningsih, 2014;Sari, 2014. ...I Putu Gede ArianaPengembangan pendidikan agama Hindu belum optimal, sehingga diperlukan perbaikan dan peningkatan, baik sarana dan prasarana pendidikan. Penelitian ini bertujuan menganalisis model pembelajaran kooperatif Jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar pada pelajaran pendidikan Agama Hindu dan Budi Pakerti siswa kelas IX/C. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX/C yang berjumlah 30 orang. Data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi, metode tes, dan metode angket. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan Agama Hindu, dan BP Pada siklus I, II, dan III rata-rata aktivitas belajar siswa berturut adalah 70,55 Cukup Aktif, 75,75 Cukup Aktif, dan 85,56 Aktif. Aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus III mengalami peningkatan 15,01%. Respon siswa pada penerapan model pembelajaran Jigsaw pada siklus I sebesar 35,9, meningkat menjadi 39,73 pada siklus II, dan pada siklus III sebesar 45,73. Terdapat peningkatan dari siklus I sampai siklus III sebesar 9,83 termasuk dalam kriteria Sangat Positif. Jadi, penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.... merupakan dampak dari pekembangan peradaban manusia dan tidak bisa dipungkiri kehidupan sosial dan teknologi sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan saat ini Dwi agus setiawan & Nur Kumala, 2020; Gusviani, 2017;Jumriani et al., 2021. Pendidikan tidak terbatas pada lingkup sekolah saja, bahkan pendidikan berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat. ...Ketut PartamiGuru belum mampu menerapkan penilaian autentik sesuai dengan kurikulum 2013. Hal ini dibuktikan dengan menunjukkan hasil penilaian yang dimiliki guru, hasilnya masih banyak catatan penilaian yang kosong. Penelitian tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyusun penilaian autentik pada guru SD melalui penerapan bimbingan individual. Jenis penelitian merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah guru berjumlah 6 orang yang terdiri dari 2 orang guru laki-laki dan 4 orang guru perempuan. Data kemampuan guru menyusun penilaian autentik diperoleh melalui penilaian dokumen penilaian yang telah disusun dengan menggunakan instrumen observasi, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif disajikan dalam bentuk rata-rata nilai kemampuan guru menyusun penilaian autentik. Penelitian dilaksanakan selama dua siklus, hal ini terlihat dari peningkatan kemampuan guru dalam menyusun penilaian autentik yaitu sebelum dilaksanakan bimbingan individual nilai rata-rata kemampuan guru sebesar 61,31 meningkat pada siklus I menjadi 68,21 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 77,14. Maka, kemampuan guru SD menyusun penilaian autentik dapat meningkat melalui penerapan bimbingan individual. Implikasi penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun penilaian autentik.... The purpose of social science learning is to prepare students as citizens who master knowledge, skills, attitudes, and values that can be used as the ability to solve problems, make decisions and participate in various social activities to be good citizens Rosardi, 2021. Based on the 2013 curriculum for the elementary school level, it is stated that social science aims to Jumriani et al., 2021 a Teach basic concepts of sociology, geography, economics, history, and citizenship, pedagogical and psychological; b Develop critical and creative thinking skills, inquiry, problem-solving and social skills; c Build commitment and awareness of social and human values; d Improve the ability to work together and compete in a pluralistic society, both nationally and globally. Technological development brings a significant impact on various aspects of life Saidah & Damariswara, 2021. ...... Dengan mempelajari ilmu-ilmu sosial yang terdapat di dalam muatan IPS, diharapkan siswa memiliki sikap yang demokratis, cinta tanah air, memiliki keterampilan dalam bidang sosial seperti kepekaan, memiliki kemampuan untuk terlibat secara aktif dalam lingkungan sosial, mencari hingga menyelesaikan permasalahan sosial yang terjadi di lingkungannya, menjadi pribadi yang baik sesuai dengan moral masyarakat, memiliki sikap sosial dan spiritual, serta mampu mengembangkan pengetahuan secara mandiri mengenai berbagai konsep ilmu sosial yang telah dipelajari Marhayani, 2017;Putri & Taufina, 2020;Widodo et al., 2020. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan karakteristik siswa sekolah dasar, pembelajaran pada muatan IPS disusun dan dibelajarkan secara hierarki yang mana siswa belajar secara bertahap dimulai dengan konsep, permasalahan, dan informasi yang dekat dan sederhana terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan informasi yang lebih luas dan kompleks Jumriani et al., 2021;Wibowo, 2020. ...Ni Nyoman Delia KristantiI Wayan SujanaPerubahan pola pembelajaran di tengah perkembangan teknologi dan pandemi Covid-19 tidak didukung dengan inovasi dan upaya menyediakan media pembelajaran yang berkualitas, sehingga menimbulkan kesenjangan dan penurunan kualitas pembelajaran di sekolah dasar khususnya pada muatan IPS. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan media pembelajaran interaktif berbasis pembelajaran kontekstual muatan IPS kelas IV SD materi kenampakan alam. Jenis penelitian merupakan penelitian pengembangan dengan model ADDIE. Subjek uji coba terdiri dari 2 orang ahli dan 12 siswa kelas IV SD. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Selanjutnya, data dianalisis dengan teknik deskripsif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Kelayakan media ditentukan dari hasil penilaian ahli isi pembelajaran 91,66%, ahli desain pembelajaran 97,22%, ahli media pembelajaran 98,07%, hasil uji perorangan 89,73%, dan hasil uji kelompok kecil 90,67%. Sehingga disimpulkan media pembelajaran interaktif berbasis pembelajaran kontekstual materi kenampakan alam layak diimplementasikan dalam pembelajaran pada muatan IPS kelas IV SD. Penelitian ini berimplikasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang kontekstual dan bervariatif. Implikasi penelitian ini yaitu bertambahnya ketersediaan perangkat pembelajaran berupa media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, mampu meningkatkan semangat belajar siswa. Membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien, serta tetap relevan dengan perkembangan teknologi dan tuntutan Aini AsfiyantiSyafia Eka PutriSisi SahrianiAbdul Putra Ginda HasibuanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dalam menerapkan metode mind mapping. Perkembangan teknologi saat ini menuntut guru untuk terus belajar mengikuti perkembangan zaman dan lebih kreatif dalam proses mengajar agar peserta didik tidak merasa bosan dengan pelajaran yang disampaikan oleh guru . Metode mind mapping diterapkan untuk menarik perhatian peserta didik agar lebih mengerti tentang pelajaran yang disampaikan. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar adalah proses pembelajaran yang kurang menarik. Dengan menggunakan metode mind miping pelajaran menjadi terarah, terbimbing, dan menyenangkan bagi peserta didik, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar kelas VI sekolah dasar. Adapun hasil penelitian yang menggunakan metode mind mapping nilai peserta didik lebih tinggi dibandingkan belajar menggunakan metode konvensial. Peserta didik menjadi lebih aktif, kreatif dan mudah memahami pembelajaran ips setelah menggunakan pembelajaran mind miping. Pembelaran ini pun tidak membuat peserta didik merasa bosan dan tidak terlalu monoton dalam memahami pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lebih MagdalenaBella Shadila SharmadiRosadah RosadahIn education, the following are the general components of the curriculum objectives, material or content, process or delivery system, media, and evaluation. Islamic Religious Education and Character Education, Pancasila Education, Indonesian Language, Mathematics, and Natural and Social Sciences IPAS are the five primary school subject areas covered by the Merdeka Curriculum. Of course, there are four different curriculum components for each subject area. To achieve learning outcomes in each subject, everything becomes an inseparable unit. This is intended as reading material to understand each part of the subject, especially the contents of the five subject areas taught in elementary Tunggul ErnandiRusmawan RusmawanPuji PurnomoThis research is motivated by the lack of teaching materials based on local wisdom in elementary schools. The purpose of this study was to develop teaching materials in the form of thematic modules based on local wisdom about the uniqueness of the Gunungkidul Regency area that was suitable for fourth-grade elementary school students. This research used Research and Development R&D. This research procedure used the ADDIE model, namely analyze, design, develop, implement, and evaluate. The subjects of this study were experts, teachers, and four-grade elementary school students. This research used interview guidelines, expert validation questionnaires, and response questionnaires obtained from teachers and students. Data collection techniques used were observation, interviews, and questionnaires. This research used qualitative and quantitative techniques to analyze the data. Expert assessment results showed that the modul is considered appropriate to be tested in which this decision is previously proven by the validation from the instructional media expert and thematic learning expert. The validation score from the instructional media expert is 3,00 good category. The validation score for thematic learning expert is 3,36 very good category. The average score of teachersā questionnaire responses is 3,66 very good category. The average score of the limited trial is 3,48 very good category. The implication of this research is the need to disseminate the idea of using local wisdom for social studies learning teching materials, thematic modul, local wisdom Hüseyin ErolReflections on the 21st Century Skills into the Curriculum of Social Studies CourseRahayu Rahayu Ersis Warmansyah AbbasJumriani JumrianiPencapaian tujuan pembelajaran berkaitan dengan perencanaan pembelajaran berbasis kurikulum dan kebutuhan peserta didik. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPS untuk anak tunagrahita di SLB-C Negeri Pembina Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data hingga melakukan penarikan kesimpulan. Uji Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, teknik dan waktu. Hasil penelitian memastikan bahwa perencanaan pembelajaran IPS pada anak tunagrahita di SLBC Negeri Pembina Provinsi Kalimantan Selatan pada jenjang SMPLB dirancang secara khusus oleh guru untuk memudahkan peserta didik memahami materi oleh pembelajaran. Perancangan pembelajaran tersebut dimuat pada RPP mencakup tiga tahapan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan mencakup aspek apersepsi, menggali pengetahuan, dan pemaparan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti mencakup penyampaian materi dengan melakukan kegiatan berupa mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan menyajikan hasil belajar. Kegiatan penutup mencakup kegiatan refleksi dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran. Perancangan pembelajaran tersebut dibuat oleh guru merujuk Kurikulum 2013. Pada tahap implementasi guru mengalami kendala dalam penyampaian pembelajaran dikarenakan seringnya peserta didik tidak hadir sehingga guru melakukan pengulangan penyampaian materi IPS pada pertemuan selanjutnya. Kendala ini berdampak bagi efektivitas implementasi dari perencanaan yang telah dibuat oleh lokal merupakan karaterisitk masyarakat di suatu daerah yang harus dijaga sebagai identitas konstruktif sekaligus sebagai filter bagi berbagai aspek kebudayaan luar yang destruktif. Dalam konteks demikian, kearifan lokal dipahami sebagai warisan dari generasi ke generasi agar tidak tergerus beragam unsur-unsur kebuduyaan luar. Karena itu pembelajaran kearifan lokal merupakan kebutuhan yang tidak terelakkan, satu diantaranya melalui pembelajaran Ilmu Pengetahun Sosial IPS. Pembelajaran IPS merupakan sarana bagi terjaganya kearifan lokal. Penelitian melalui studi literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi pentingnya memanfaatkan konten kearifan lokal sebagai sumber belajar IPS. Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang sesuai, kemudian dilakukan diskusi yang kemudian secara sitesis dinarasikan. Hasil diskusi memastikan bahwa pembelajran IPS berbasis kearifan lokal menjadikan peserta didik dapat mengetahui, memahami, dan mempraktikkan dalam kehidupan sosial karakteristik lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan social sebagai sumber pembelajaran Abad 21 ditandai dengan adanya berbagai perubahan pada aspek ekonomi, transportasi, teknologi, komunikasi, dan informasi sebagai dampak globalisasi. Oleh karena itu, individu atau kelompok memerlukan keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas dan Inovasi. Tujuan penulisan ini mendeskripsikan keterkaitan pendidikan IPS untuk mengembangkan keterampilan abad 21. Penulisan ini menggunakan studi literatur dengan memanfaatkan jurnal ilmiah, ebook, serta Undang-Undang yang dituangkan dalam hasil penulisan. Hasil penelitian memastikan bahwa pendidikan IPS memiliki keterkaitan dalam mengembangkan keterampilan di abad 21 sebagaimana tujuan Pendidikan IPS untuk pengembangan kemampuan berpikir kritis, keterampilan sosial, dan mampu mengatasi suatu permasalahan baik yang terjadi pada dirinya sendiri maupun masyarakat. Pengembangan keterampilan Abad 21 melalui pendidikan IPS dapat dilakukan melalui berbagai model atau metode pembelajaran IPS yang relevan dengan keterampilan Abad 21 sehingga pendidikan IPS mampu menghasilkan sumber daya manusia yang mampu beradaptasi dan menghadapi tantangan abad 21. Hannah SnyderKnowledge production within the field of business research is accelerating at a tremendous speed while at the same time remaining fragmented and interdisciplinary. This makes it hard to keep up with state-of-the-art and to be at the forefront of research, as well as to assess the collective evidence in a particular area of business research. This is why the literature review as a research method is more relevant than ever. Traditional literature reviews often lack thoroughness and rigor and are conducted ad hoc, rather than following a specific methodology. Therefore, questions can be raised about the quality and trustworthiness of these types of reviews. This paper discusses literature review as a methodology for conducting research and offers an overview of different types of reviews, as well as some guidelines to how to both conduct and evaluate a literature review paper. It also discusses common pitfalls and how to get literature reviews published. Bambang SubiyaktoSyaharuddin SyaharuddinGazali RahmanThe purpose of this research is to describe the values of gotong royong in Banjarese society in Andhika village that has āa bahaulā tradition. Thus, the values of gotong royong have significance to social studies education as the learning source. This research used the qualitative approach, which the data collection were through interview, observation, and document study. The data was analized by using data reduction, display the data and verification or conclusions. The data verification is through these following steps, namely, extended observation, triangulation, and discussion with the colleagues. The results of the study show the values of Gotong royong in bahaul tradition are seen in these activities; taturukan, pangayuan, pangawahan, and lalawatan. The activities have a significant impact in Social Studies Education. The significant impact could be seen on the values in ābahaulā such as solidarity, tolerance and caring to a society. Thus, this study is able to enrich the source of Social Studies Education in the school. Keywords Gotong royong, bahaul tradition, banjarese society, social studies education. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai gotong royong dalam masyarakat Banjar di desa Andhika pada acara bahaul dan signifikansinya dalam pembelajaran IPS di sekolah sebagai sumber belajar. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumen. Data dianalisis melalui reduksi data, penyajian data dan verifikasi/kesimpulan. Keabsahan data melalui perpanjangan waktu pengamatan, triangulasi, dan cek-cek anggota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gotong royong dalam bahaul tampak pada aktivitas taturukan, pangayuan, pangawahan dan lalawatan. Aktivitas tersebut memiliki signifikansi dalam pendidikan IPS karena aktivitas bahaul memiliki nilai solidaritas, toleransi, dan peduli sosial sehingga memperkaya sumber belajar IPS di sekolah. Kata-kata Kunci gotong royong, bahaul, masyarakat Banjar dan Pendidikan IPS Syamsul BahriCurriculum development is important to be investigated from variousperspectives. This study will discuss twofold fundamental aspect ofcurriculum development; the basic and the purposes of literarure discussion reveals that the curriculum provided by aschool not only limited to unit of courses and teaching learning processbut also on all process which influence the development and studentcharacter building as it is required by national education goals. Thereare some elements such as Philosophy, Psycology, socio-culture andtechnology in which they support the foundation of objective of curriculum can be clasified into two group; microand macro. The earlier is more consent on the institutional andintructional objectives. Whilts the latter is intended to reconstructand to innovate any shortcoming of previous curriculum. Thecurriculum development aims at addaptating between education andsocial change and also exploring untouch merupakan satu diantara media pembelajaran yang paduan gambar dan suara rekaman berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan untuk pembelajaran. Artikel ini mendeskripsikan konten video aktivitas pedagang konfeksi di Pasar Sudimampir Banjarmasin yang diimplementasikannya dalam media pembelajaran IPS. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan mendapatkan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan teknik analisis data model interaktif Miles dan Huberman dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan di Pasar Sudimampir dan SMP Negeri 27 Banjarmasin. Penelitian mendeskripsikan bahwa materi yang disajikan dalam video divisualisasikan dengan berbagai aktivitas pedagang konfeksi seperti pengambilan barang, menyusun barang di toko, hingga tawar menawar. Pemanfaatan video dilakukan di dua kelas yaitu kelas VIII C dan kelas VIII di SMP Negeri 27 Banjarmasin dimaksudkan untuk melihat bagaimana reaksi peserta didik terhadap media belajar video melalui lembar observasi pembelajaran. Berdasarkan observasi pembelajaran dan wawancara, peserta didik antusias dengan pemanfaatan video aktivitas pedagang konfeksi dalam pembelajaran IPS, karena muatan materi yang disampaikan menarik, kontekstual, dan bermuatan lokal.
BerdasarkanTabel 1 dan 2 di atas nampak bahwa mata pelajaran IPS yang terdiri dari empat disiplin ilmu yaitu Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi diberikan pada peserta didik kelas X serta kelas XI dan XII (khusus program IPS).
Berita Lainnya - 01 March 2022 Dari dulu sampai saat ini perdebatan pemilihan jurusan di sekolah masih sering terjadi. Salah satu yang sering diperdebatkan yakni jurusan mana yang lebih baik. Perdebatan ini hanya akan membuat calon siswa bahkan orang tua siswa SMA Kristen 6 PENABUR yang sedang akan menentukan jurusan, kebingungan saat memilih jurusan. Padahal, siswa atau siswi dari jurusan IPA atau IPS memiliki kemampuan yang setara tergantung dari kalian sendiri. Sebenarnya kalian hanya menentukan ingin jadi pelajar yang seperti apa, bagaimana belajarnya, dan yang lainnya. Jadi, tidak ada jurusan yang terbaik atau lebih baik antara jurusan IPA atau IPS. IPA mempunyai latar belakang ilmu yang mempelajari bagaimana alam ini bekerja. Ilmu atau mata pelajaran yang akan dipelajari di jurusan ini yakni Matematika, Fisika, Biologi, dan Kimia. Sedangkan IPS mempunyai latar belakang ilmu yang mempelajari tentang sosial dan kemasyarakatan. Kemudian, ilmu atau mata pelajaran yang akan dipelajari di jurusan ini yakni Ekonomi, Geografi, Sejarah dan Sosiologi. Sebelum memilih salah satu di antara jurusan ini, ada baiknya kita mengetahui karakteristik kedua jurusan tersebut terlebih dahulu. Jurusan IPA Mempelajari ilmu pasti; Mengutamakan logika; Perlu konsentrasi tinggi untuk mempelajarinya; Jurusan IPS Mempelajari segala sesuatu yang mempelajari tentang masyarakat; Membutuhkan kekritisan dan penalaran dalam berpikir; Harus rajin membaca; Salah satu perbedaan jurusan IPA dan IPS yang paling sering disinggung adalah tentang berhitung. Masih banyak yang meyakini bahwa anak jurusan IPA lebih mahir berhitung daripada anak jurusan IPS. Padahal, skill berhitung sama-sama dipelajari baik di kelas IPA maupun kelas IPS. Anak jurusan IPA belajar Matematika ā yang memang lebih kompleks daripada Matematika IPS. Di kelas IPA juga dipelajari Kimia dan Fisika yang sama-sama membutuhkan kemampuan berhitung tak tanggung-tanggung. Kelas IPS memang "turun-temurun" sering dianggap sebagai kelas hafalan. Banyak mata pelajaran yang harus dibaca, seperti Sosiologi, Geografi, bahkan Ekonomi sekalipun memuat banyak teori. Pada dasarnya bukan anak jurusan IPS yang jago menghafal. Akan tetapi, mata pelajaran yang dihadapi memang lebih banyak bacaan dibanding hitungan. Demikian sebaliknya di kelas IPA. Jika ini hanya tentang kuantitas materi pelajaran, membandingkan antara jurusan IPA atau IPS yang bagus sepertinya tak relevan lagi. Anak jurusan IPA terlatih menganalisis di bidang ilmu pasti seperti Fisika, Matematika, Biologi, atau Kimia. Sementara itu, anak jurusan IPS lebih mahir menganalisis dari sudut pandang sosial kemasyarakatan dengan bekal ilmu-ilmu yang dipelajarinya, seperti Sosiologi atau Ekonomi. Perbedaannya terletak pada objek yang dianalisis, bukan anak jurusan IPA atau IPS yang lebih baik. Bekal ilmu dan kebiasaan juga turut mempengaruhi kemampuan analisis dan memecahkan persoalan. Semakin kita cermat mengelola pengetahuan dan pengalaman dalam memandang suatu persoalan, semakin baik pula kemampuan kita dalam melakukan analisis. Terlepas dari kebingungan tersebut, akhirnya Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Mendikbud Ristek Nadiem Makarim mengatakan bahwa pemerintah akan mulai menawarkan kurikulum baru pada tahun 2022. Beliau menyatakan bahwa kurikulum yang saat ini tengah diujicobakan di sejumlah sekolah penggerak ini lebih merdeka dan fleksibel bagi guru dan murid. Oleh karena itu murid tidak dikotak-kotakan ke dalam jurusan IPA dan IPS siswa, tetap murid kelas 11 dan 12 akan boleh meramu sendiri kombinasi mata pelajaran yang sesuai dengan minatnya. Baik anak IPA maupun IPS, masing-masing memiliki keistimewaannya sendiri. RH
informasiyang baik dan bermanfaat. Hindari ilmu pengetahuan yang keliru dan berita hoax yang dapat menyebabkan banyak dampak negatif. Selain itu upaya menghadapi globalisasi iptek adalah sebagai berikut. 1. Berkompetisi dalam kemajuan iptek (jangan mau kalah untuk mempelajari dan mengaplikasikan iptek). 2. Meningkatkan motif berprestasi. 3. - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek menyatakan sudah lebih dari sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022-2023. Meski begitu, Kemendikbudristek menekankan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka tidak boleh dipaksakan, melainkan tergantung dari kesiapan dan kondisi sekolah Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Ditjen GTK menjelaskan bahwa Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Baca juga 5 Ciri Orang Cerdas Bukan Hanya Dilihat dari IQ, Kamu Punya Ciri-cirinya? Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Mendikbud Ristek Nadiem Makarim mengatakan, Kurikulum Merdeka akan memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa dan sekolah. āDi dalam program SMA sekarang tidak ada lagi program peminatan untuk yang memiliki Kurikulum Merdeka. Ya tidak ada lagi jurusan, kejuruan atau peminatan,ā kata Nadiem secara virtual, Februari 2022 lalu. Ia mengatakan, siswa bisa bebas memilih mata pelajaran yang diminatinya di dua tahun terakhir saat SMA dan tidak lagi akan dikategorikan dalam kelompok jurusan IPA, IPS, atau Bahasa. āIni salah satu keputusan atau choice atau pemilihan yang bisa diberikan kemerdekaan bagi anak-anak kita yang sudah mulai masuk dalam umur dewasa untuk bisa memilih,ā ucapnya. Adapun Kurikulum Merdeka dapat mulai digunakan di tahun ajaran 2022/2023. Namun, sekolah juga tidak akan dipaksakan untuk mengikuti kurikulum itu, namun diberi kebebasan untuk memilih kurikulum yang sesuai juga BCA Buka Magang Bakti 1 Tahun Lulusan SMA-SMK dan D1-S1, Segera Daftar Menurut Nadiem, konsep Kurikulum Merdeka juga sudah banyak dipakai di negara-negara maju. Khusus jenjang SMA, penerapan Kurikulum Merdeka ditandai dengan tidak adanya lagi penjurusan IPA, IPS atau Bahasa. Jadi, bagaimana implementasinya? Siswa memilih mata pelajaran sesuai minat Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, tidak ada penjurusan IPA, IPS dan Bahasa di jenjang SMA. Siswa akan memilih mata pelajaran kelompok pilihan di kelas XI dan XII sesuai minat dan bakatnya dengan panduan guru Bimbingan Konseling. Di Kelas X, juga akan diterapkan uni inkuiri. Unit inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk mengindentifikasi dan memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekitar, dari sudut pandang berbagai mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran IPA dan IPS dengan menggunakan metode inkuiri. Baca juga 10 Negara dengan Penduduk Paling Pintar di Dunia, Indonesia Nomor Berapa? Hitungan jam pelajaran JP Total jam pelajaran JP per minggunya dialokasikan 42-47 JP termasuk mata pelajaran pilihan. Alokasi mata pelajaran pilihan terdiri dari 20-25 JP. Mata pelajaran dari kelompok MIPA, IPS dan Bahasa dan Budaya memiliki alokasi masing-masing 5 JP, mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan 2 JP dan maksimal 5 JP untuk mata pelajaran Vokasi. Peserta didik memilih 4-5 mata pelajaran dari minimal dua kelompok mata pelajaran pilihan maksimal mata pelajaran pilihan yang diambil dari satu kelompok mata pelajaran pilihan adalah 3 mata pelajaran. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Matapelajaran yang diujikan untuk kelompok soshum merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh anak SMA IPS atau jurusan serumpun di SMK. Berikut adalah persebaran materi untuk tiap mata pelajaran. 1. Ekonomi Mekanisme pasar dan elasitistas Pendapatan nasional Siklus akuntansi Badan usaha dan ketenagakerjaan Konsep dasar sistem ekonomiDaftar isi Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan salah satu ilmu yang penting dan berguna bagi semua orang. Bidang ilmu yang satu ini, sudah dipelajari sejak di bangku SD sampai sekolah membantu kita memahami dan menganalisis fenomena sosial yang terjadi di dunia, seperti perkembangan masyarakat, politik, ekonomi, dan budaya. Dengan memahami fenomena-fenomena tersebut, kita dapat memprediksi kemungkinan perkembangan masa depan dan mengambil tindakan yang tepat untuk itu, ilmu pengetahuan sosial juga dapat membantu kita memahami perbedaan antar kelompok sosial dan meningkatkan empati terhadap orang lain, sehingga dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis di masa termasuk orang yang menyukai bidang IPS? Jika kamu tertarik dengan hal-hal tersebut dan ingin mempelajari lebih dalam, kamu bisa melanjutkan studi ke jurusan pendidikan bagaimana jurusan pendidikan IPS? Simak penjelasan selengkapnya mulai dari pengertian hingga rekomendasi kampusnya Itu Jurusan Pendidikan IPS?Jurusan Pendidikan IPS adalah program studi yang mempersiapkan lulusannya menjadi guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS di ini mempelajari materi mengenai sejarah, geografi, sosiologi, ekonomi, dan antropologi, serta mengajarkan teknik dan metode pengajaran IPS di dari jurusan pendidikan IPS diharapkan dapat mengembangkan keterampilan dan kemampuan dalam mengajar serta memahami perkembangan sosial dan budaya jurusan Pendidikan IPS juga dapat bekerja di bidang non-pendidikan seperti peneliti, pengamat politik, atau pekerja di lembaga pemerintah atau swasta yang berhubungan dengan ilmu Kuliah dan Perkuliahan Jurusan Pendidikan IPSPerkuliahan di jurusan pendidikan IPS biasanya menggunakan metode pembelajaran konvensional seperti ceramah, diskusi kelompok, presentasi, dan studi kasus. Selain itu, terdapat juga praktikum lapangan untuk memperkaya pengalaman belajar kuliah yang ditawarkan dalam jurusan pendidikan IPS adalahSejarah Indonesia mata kuliah ini menjelaskan sejarah Indonesia dari masa pra sejarah hingga kini, termasuk perkembangan politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Perkuliahan meliputi diskusi, presentasi, analisis dokumen sejarah, dan penugasan menulis esai sosial budaya dasar mata kuliah ini membahas konsep dasar ilmu sosial dan budaya, termasuk teori-teori sosial, metode penelitian, dan isu-isu sosial dan budaya. Perkuliahan meliputi diskusi kelompok, presentasi, studi kasus, dan latihan menulis laporan Sejarah mempelajari tentang pendidikan sejarah dari segi kurikulum, metode pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Perkuliahan meliputi diskusi, simulasi pembelajaran, analisis materi ajar, dan penugasan menyusun RPP Memilih Jurusan Pendidikan IPSSeperti yang sudah dijelaskan di atas, IPS merupakan ilmu yang sangat berguna bagi semua kalangan. Ilmu yang dipelajari itu akan berguna saat di dunia kerja. Selain itu, lulusan dari jurusan pendidikan IPS juga memiliki prospek kerja yang sangat akan memiliki bakat dalam bidang ilmu sosial dan politik, mahasiswa juga berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan analisis, sikap kritis dan pemikiran kreatif dalam menyikapi permasalahan sosial dan lanjut, sebagai lulusan jurusan pendidikan IPS nantinya kamu juga memiliki peluang untuk mendapatkan pekerjaan di berbagai bidang, seperti di lembaga pemerintahan, swasta, maupun organisasi non profit. Prospek kerja jurusan pendidikan IPSProspek kerja jurusan pendidikan IPS tergolong cukup baik, karena lulusan dari jurusan ini dapat berkarir di berbagai bidang seperti pendidikan, konsultasi, penelitian, dan pemerintahan. Kamu dapat bekerja sebagai guru IPS di sekolah, dosen di perguruan tinggi, konsultan di lembaga konsultasi, peneliti di lembaga riset, atau bahkan sebagai pejabat di itu, lulusan jurusan pendidikan IPS juga memiliki peluang untuk berkarir di bidang jurnalisme, komunikasi, dan hukum. Hal ini dikarenakan jurusan pendidikan IPS memiliki banyak kesempatan kerja di berbagai itu, ilmu pengetahuan sosial juga berguna dalam menganalisis dan memecahkan masalah sosial yang ada di masyarakat, sehingga sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan dan pengembangan program pemerintah atau kamu tidak perlu khawatir karena jurusan pendidikan IPS memiliki banyak peluang kerja yang menarik dan bermanfaat bagi dengan Jurusan Pendidikan IPS TerbaikTidak perlu pusing memilih kampus dengan jurusan pendidikan IPS terbaik, karena banyak sekali kampus yang menawarkan program studi ilmu pengetahuan sosial dengan kualitas yang satu kampus yang menyediakan jurusan pendidikan IPS terbaik yang bisa kamu tuju adalah UNNES. Universitas Negeri Semarang merupakan salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia yang terletak di kota memiliki beberapa fakultas dan salah satunya adalah Fakultas Ilmu Pendidikan yang memiliki jurusan Pendidikan IPS Ilmu Pengetahuan Sosial. Jurusan ini telah terakreditasi Pendidikan IPS di UNNES menyelenggarakan program studi S1 Pendidikan IPS dengan kurikulum yang mengacu pada standar nasional pendidikan. Program studi ini mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga pendidik yang mampu mengajar mata pelajaran IPS di sekolah dasar dan itu, jurusan Pendidikan IPS di UNNES juga memiliki lab yang dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan untuk menunjang proses belajar mengajar. Jurusan ini juga menyelenggarakan kerjasama dengan sekolah-sekolah di sekitar Semarang dalam bentuk magang dan studi banding bagi jurusan Pendidikan IPS di UNNES diharapkan mampu menjadi tenaga pendidik yang profesional, inovatif, dan berkompeten dalam mengajar mata pelajaran IPS di selengkapnya di juga Simak Alasan Rahasia Kenapa Harus Kuliah Di UNNESKuliah di Jurusan Pendidikan IPS UNNES dengan DanacitaItulah penjelasan seputar jurusan pendidikan IPS yang bisa kamu jadikan bahan sebagai penentu memilih jurusan kuliah. Sudah yakin mau masuk jurusan pendidikan IPS? Langsung saja daftar ke UNNES dan tentang urusan biayanya, bisa pakai merupakan platform fintech yang menyediakan pembiayaan pendidikan terjangkau untuk para mahasiswa agar bisa menggapai mimpinya. UNNES dan Danacita telah bekerjasama untuk memberikan pembiayaan pendidikan secara bulanan mulai 6 hingga 24 bulan sehingga jauh lebih dengan UNNES, Danacita juga sudah bekerjasama dengan lebih dari 130 institusi pendidikan lainnya baik itu formal maupun non formal yang tersebar di seluruh Indonesia. Proses pengajuannya juga cepat dan mudah secara online dengan maksimal 2 hari kerja. Kamu tidak perlu dibebani DP, uang jaminan maupun biaya terpenting, Danacita juga sudah resmi berizin dan diawasi OJK sehingga sudah pasti aman dan info selengkapnya bisa lihat di sini atau jika ingin mulai mengajukan bisa klik melalui website atau app danacita.
Adapunanak-anak yang mengambil jurusan IPS SMA maka akan mempelajari mata pelajaran Sosiologi,Sejarah,geografi, dan ekonomi. Anggapan di masyarakat anak-anak IPA umumnya lebih pintar ketimbang anak IPS. Hal tersebut beralasan dengan anak IPA yang terbiasa mempelajari hal yang rumit dan sulit. Akan tetapi anggapan tersebut tak sepenuhnya benar.